Pages

Rabu, 27 Juli 2011

Primata


Primata dibagi menjadi 3 subordo :
  1. Lemuroidea
Salah satu familianya adalah Familia Lorisidae, yang terdiri dari  8 genus yang terdiri dari 14 species. Penyebaran dari familia ini sangat luas mulai dari Afrika sebelah selatan Gurun Sahara, India, Srilanka, Asia Selatan, Asia Timur dan Asia Tenggara. Di Indonesia hanya terdapat 1 genus yaitu Nycticebus. Genus Nycticebus sendiri terdiri dari 4 species yaitu Nyctecebus coucang, Nyctecebus pygmaeus, N. bengalensis dan N. javanicus. Dua dari 4 species tersebut terdapat di Indonesia yaitu  N. javanicus yang hanya di temukan di Jawa dan N. coucang yang tersebar di Kalimantan, Sumatra dan kepulauan sekitarnya serta semenanjung Malaya. N. coucang sendiri terdiri dari 2 subspecies yaitu N. coucang coucang dan N. Coucang managensis.
  1. Subordo Tarsoidea
Familia Tarsiidae.
Merupakan primata yang sudah ada sejak zaman eosin, sehingga dikenal sebagai fosil hidup. Tangkasi atau Tarsius merupakan primata terkecil di dunia. Kepala dari primata ini dapat diputar hampir 180 derajat tanpa memgerakan badan.. Kaki lebih panjang jika dibandingkan dengan tangan bahkan dengan total panjang tubuh, hal ini sesuai dengan fungsi kakinya yaitu untuk meloncat. Ada 7 species anggota familia ini 6 species terdapat di Indonesia, 1 species yaitu Tarsius syrichta tidak ditemukan di Indonesia tapi ditemukan di Filipina. Tarsius pumilus merupakan yang terkecil dengan panjang tubuh total sekitar 95 – 98 mm atau 9,5 – 9,8 cm. Species lain dari familia ini adalah Tarsius spectrum, T. dianae, T. bancanus, T. sangiriensis.

3.   Subordo Anthropoidea
Superfamilia Cercopithecoidea
Familia Cercopithecidae
Sub familia Colobinae
Merupakan primata pemakan daun, lambungnya seperti  hewan pemamah biak. Anggota-anggota dari Subfamilia ini yang ada di Indonesia dikenal dengan nama Lutung. Pada awalnya semua jenis lutung dikelompokan ke dalam genus Presbytis, namun kini ada beberapa jenis yang dipisahkan menjadi genus sendiri, yaitu dimasukan ke dalam genus Trachypitheus dan Semnophitecus. Lutung di Indonesia diwakili oleh 10 species Presbytis dan 2 species Trachypitheus.
Lutung hidup berkelompok, yang terdiri atas 10 hingga 30 ekor, dengan beberapa jantan dewasa di dalamnya, tapi ada pula species yang membentuk kelompok kecil yang berjumlah kurang dari 10 ekor dengan satu jantan dewasa, misalnya pada Presbytis comata (Surili). Lutung umumnya bersifat poligami, hanya pada Lutung Mentawai / Joja (Presbytis potenziani) yang mempunyai sistem kawin monogami di dalam kelompoknya, species ini merupakan salah satu jenis lutung endemik yang ada di pulau Mentawai dan Siberut yang rentan terhadap kepunahan.
Prebytis comata endemik di Jawa Barat, penulis juga menemukan jenis ini tersebar di beberapa kawasan hutan dan kebun / pekarangan  penduduk di Kabupaten Kuningan bagian timur. Jenis ini juga bisa ditemukan di Taman Nasional, Cagar alam dan hutan lindung di Jawa Barat. Warna bagian kepala hingga punggung dari species ini hitam atau coklat abu-abu, jambul kepala juga hitam, sedangkan bagian dada, perut dan lengan bagian dalam berwarna putih. Species lain lutung yang terdapat di Jawa Barat Trachypithecus auratus. Warna rambut hitam diselingi dengan warna keperak-perakan, bagian ventral berwarna kelabu pucat dan mempunyai jambul. Anak lutung yang baru lahir berwarna kuning jingga. Penulis pada tahun 2006 menjumpai species ini di Cagar Alam Pananjung Pangandaran dan Cagar alam Leuweng Sancang. Trachypithecus auratus terdiri dari 3 subspecies yaitu Trachypithecus auratus auratus tersebar di Jawa Barat bagian barat, Trachypithecus auratus mauritius tersebar di Jawa Barat bagian tenggara, Trachypithecus auratus cristatus tersebar di Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur dan Selatan, Jawa Timur, Bali dan Lombok.
Species-species lain dari lutung diantaranya Presbytis fredericae (Rekrekan atau Lutung Kelabu) endemik di Jawa Tengah terutama sekitar Gunung Selamet. Presbytis siamensis (Koka atau Kaka) terdiri dari 4 Subspecies tersebar sekitar kepulauan Riau, Batam, Galang, Natuna Besar, Bintan dan Kotapinang. Presbytis femoralis (Nokah) Tersebar di Semenanjung Malaya, Sumatra, Kalimantan dan pulau-pulau disekitarnya, species ini terdiri dari 6 Subspecies 4 terdapat di Indonesia dan 2 di Semenanjung Malaya. Presbytis frontana (Lutung Dahi Putih) tersebar di Kalimantan termasuk Sabah dan Serawak. Presbytis melalophos (Simpai) terdiri dari 7 Subspecies yang tersebar di Sumatera dengan warna bervariasi dengan jambul menyerupai mahkota. Presbytis rubicunda (Kelasi atau Lutung Merah), warna rambut merah tengguni lutung ini dibedakan menjadi 4 Subspecies yang tersebar di Kalimantan.Presbitys hosei (Lutung Bangat) ada 4 Subspecies yang tersebar di Kalimantan termasuk Sabah. Presbytis thomasi (Kedih) terdiri dari 2 Subspecies yang tersebar sisi timur dan sisi barat Propinsi Aceh yang berbatasan dengan Pegunungan Leuser. Trachypithecus villosus (Lutung Hitam) rambut semuanya didominasi warna hitam keperakan, tersebar di Sumatra Utara, Kalimantan Utara dan Semenanjung Malaya.

  1. Superfamilia Hominoidea
Familia Hylobatidae
Familia ini hanya terdiri dari 1 genus dengan 9 species, genus tersebut  yaitu Hylobates yang mencakup seluruh species-species Ungko (Owa) dan Siamang. Anggota dari familia ini dikenal sebagai pemain akrobatik hutan yang ulung. Pada pagi hari species-species dari familia ini selalu mengeluarkan lengkingan nyaring yang dikenal  morning call. Hylobates moloch (Owa Jawa), Rambut yang menutupi tubuh Owa Jawa berwarna hitam kecoklatan samapai keperakan atau abu-abu. Bagian atas kepala berwarna hitam dengan seluruh bagian muka berwarna hitam, dagu pada beberapa individu berwarna gelap. Hylobates moloch terdiri dari 2 Subspecies yaitu Hylobates moloch moloch yang mempunyai penyebaran terbatas di hutan-hutan  di Jawa Barat, penulis pada tahun 2006 menemukan subspecies ini hutan Sancang tepatnya di Cipanyisikan. Hylobates moloch pangalsoni warna rambutnya lebih terang, Subspecies ini hanya ditemukan di sekitar Gunung Slamet sampai ke sekitar Pegunungan Dieng di Jawa Tengah. Umur Owa Jawa dapat mencapai 35 tahun dan mereka hidup dalam sistem keluarga monogami. Umumnya ditemukan di hutan tropik Jawa mulai dari dataran rendah, pesisir hingga pegunungan dengan ketinggian 1.600 meter dpl. Namun jarang ditemukan di atas ketinggian 1.500 meter dpl.
Hylobates muelleri (Kelawat atau Owa Kalimantan) Species ini terdiri dari 3 Subspecies dengan penyebaran sangat terbatas di beberapa daerah di Kalimantan. Hylobates agilis (Ungko) rambut abu-abu kecoklatan hingga hitam. Pada yang jantan rambut muka berwarna putih sedang pada yang betina hanya alis yang putih. Species ini terdiri dari 3 Subspecies yang tersebar di Kalimantan (Hylobates agilis albibarbis), di Sumatra Khususnya di daerah Pegunungan (Hylobates agilis agilis) dan yang tersebar daratan rendah bagian timur Sumatra dan Semenanjung Malaya (Hylobates agilis ungko). Hylobates klossii (Siamang Kerdil atau Bilou) merupakan jenis owa yang terkecil, semua rambut yang menutupi tubuh berwarna hitam, tapi rambut tersebut tumbuh jarang. Panjang tubuh hanya 450 mm. Bilou merupakan Primata endemik Kepulauan Mentawai khususnya di pulau-pulau besar seperti Siberut, Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan. Hylobates lar (Ungko Lengan Putih) Rambut putih menutupi lengan dan kaki juga sekeliling wajahnya. Warna tubuh bervariasi. Species ini terdiri dari 5 Subspecies yang tersebar mulai dari Thailand, Burma, Semenanjung Malaya dan Sumatra. Hylobates syndactylus (Siamang) ukuran tubuh lebih besar dibandingkan anggota familia Hylobatidae lainnya panjang tubuh 800 – 900 mm, berat tubuh dewasa sekitar 11,2 kg, tubuh ditutupi rambut hitam pekat, kecuali rambut di muka yang berwarna kecoklatan. Jari kedua dan ketiga pada tangannya disatukan oleh semacam selaput kulit (web). Pada saat bersuara kantong udara pada leher terlihat menggembung. Siamang terdiri dari 2 Subspecies yaitu Hylobates syndactylus syndactylus yang tersebar hampir di seluruh daratan Sumatra dan Hylobates syndactylus continentis yang terdapat di Semenanjung Malaya.

Familia Anthropomorphae / Pongidae

Merupakan kelompok primata yang maju.
Familia ini terdiri dari 3 genus yaitu :
Pan  troglodites (simpanse) terdapat di Afrika, Gorilla gorilla (Gorila) terdapat di Afrika dan Pongo pygmaeus (Orangutan) serta Pongo abelli (Mawas) hidup di Kalimantan dan Sumatra. Ketiga genus ini memiliki pola hidup yang berbeda serta memiliki perilaku dan tingkat emosi yang berbeda
Pongo pygmaeus (Orangutan) Mempunyai rambut coklat tua sampai kehitaman. Ukuran tubuh jantan dewasa dua kali dari betinanya. Jantan panjangnya 125 – 150 cm dengan berat tubuh yang hidup di alam 50 – 90 kg. Orangutan hidup soliter tidak membentuk kelompok dan dapat bertahan hidup hingga 60 tahun. Pongo pygmaeus dibedakan menjadi 2 Subspecies yaitu Pongo pygmaeus pygmaeus tersebar di Kalimantan Barat sampai ke Serawak, Pongo pygmaeus wurumbii penyebarannya di Barat laut Kalimantan yaitu antara Sungai Kapuas dan Sungai Barito. Pongo abelli (Mawas) Mempunyai rambut lebih terang bila dibandingkan Orangutan Kalimantan yaitu berwarna coklat kekuningan dan rambutnya agak tebal dan panjang. Mawas jantan di alam beratnya sekitar 50 – 90 kg. Pada jantan juga mempunyai kantong suara untuk mengeluarkan seruan panjang. Penyebaran dari Mawas terbatas hanya di Sumatra bagian utara sampai ke Aceh, tapi juga ditemukan di Sumatra Barat dan Riau bagian utara.

Tidak ada komentar: